SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA
1. Zaman Batu dan Logam
Indonesia
adalah bangsa yang besar dengan sejarah kebudayaan yang sangat panjang.
Menurut hasil temuan-temuan yang ada kebudayaan Indonesia sudah dimulai
dari zaman Zaman batu, kira-kira 1.7 juta tahun yang lalu. Berdasarkan
pendapat-pendapat para ahli prehistoris, zaman batu dibagi menjadi 3,
yaitu :
a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
b. Zaman Batu Pertengahan (Mesolitikum)
c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Periode
zaman ini adalah antara tahun 50.000 SM - 10.000 SM. Pada zaman ini,
manusia hidup secara nomaden dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan.
Mereka memburu binatang, menangkap ikan dan mengambil hasil hutan
sebagai makanan. Mereka belum bisa bercocok tanam. Mereka menggunakan
batu, kayu dan tulang binatang untuk membuat peralatan memburu. Mereka
membuat pakaian dari kulit binatang tangkapan mereka. Selain itu, mereka
telah pandai menggunakan api untuk memasak, memanaskan badan dan
mengusir binatang.
b. Zaman Batu Pertengahan (Mesolitikum)
Ketika
masa mesolitikum, penduduk Indonesia sudah mulai hidup dengan cara
menetap dan sudah mulai bercocok tanam secara sederhana untuk memenuhi
kebutuhan makanan mereka, disamping berburu hewan dan menangkap ikan.
Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di tepi pantai
(kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche).
· Kjokkenmoddinger
adalah sampah dapur yang berisi siput, kerang dan barang-barang hasil
kebudayaan seperti kapak genggam, ditemukan di sepanjang pantai timur
Pulau Sumatera.
· Abris
sous roche adalah goa menyerupai ceruk batu karang yang digunakan
manusia sebagai tempat tinggal. Ditemukan didaerah Madiun, Besuki, Timor
dan Rote.
c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Zaman
batu muda (Neolitikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan
manusia. Pada zaman ini, mereka telah hidup menetap, membuat rumah,
membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat penunjang
kehidupanpun terjadi.
Setelah
masa Neolitikum, kemudian kebudayaan Indonesia berlanjut kemasa zaman
logam. Hal ini ditandai dengan dikenalnya tekhnik untuk mengecor /
mencairkan logam dari biji besi, dan menuangkan kedalam cetakan-cetakan
serta mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat aneka
ragam senjata berburu dan berperang serta alat-alat lain yang mereka
perlukan.
2. Kebudayaan Hindu dan Budha
Berkat
hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun dengan yang lebih
jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur tengah, di Indonesia pun
mulai berkembang kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha. Agama Hindu masuk
ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi (sekitar abad ke 2
sampai abad ke 4), dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha
Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau
Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha
Pahyien.
Agama
Budha sendiri mulai masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-5. Agama
Budha sendiri dikemudian hari berkembang lebih pesat, dikarenakan dalam
agama Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
Kedua
agama tersebut tumbuh dan berkembang secara berdampingan secara damai.
Kebudayaan Hindu dan Budha beralkulturasi dengan kebudayaan asli
Indonesia yang sebelumnya telah ada. Masa kedua agama tersebut ditandai
dengan munculnya banyak kerajaan-kerajaan di Nusantara. Berikut adalah
daftar kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang ada di Nusantara :
· Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan
a. Kerajaan Kutai
· Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa
a. Kerajaan Salakanagara (150-362)
b. Kerajaan Tarumanegara (358-669)
c. Kerajaan Sunda Galuh (669-1482)
d. Kerajaan Kalingga
e. Kerajaan Mataram Hindu
f. Kerajaan Kadiri (1042 - 1222)
g. Kerajaan Singasari (1222-1292)
h. Kerajaan Majapahit (1292-1527)
· Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra
a. Kerajaan Malayu Dharmasraya
b. Kerajaan Sriwijaya
Baik
penganut agama Budha dan Hindu sama-sama melahirkan karya-karya budaya
yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitektur, seni pahat, seni
ukir maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan/arsitektur,
relief-relief yang dibuat dalam dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun
Jawa Timur. Candi-candi yang dimaksud diantaranya : Borobudur, Mendut,
Prambanan, Kalasan (Jawa Tengah), Badut, Kidal, Jago, Singosari (Jawa
Timur).
Candi Borobudur sendiri adalah candi terbesar dan termegah di Asia Tenggara.
3. Kebudayaan Islam
Pada
abad ke 11, diperkirakan agama Islam telah masuk ke Indonesia,
khususnya daerah Jawa dan Sumatra. Hal ini ditandai dengan ditemukannya
makam dari seorang wanita islam di kota Gresik. Islam sendiri masuk ke
Indonesia melalui jalur perdagangan, di bawa oleh para saudagar-saudagar
yang berasal dari Timur Tengah. Karena Islam masuk dengan damai tanpa
adanya pemaksaan, Islam pun dengan cepat dapat berkembang di Indonesia.
Bersamaan
dengan makin surutnya kejayaan Majapahit di Nusantara pada abad ke-15,
muncullah kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan yang
dimaksud adalah kerajaan Malaka di Semenanjung Malaka, kerajaan Aceh di
Ujung Pulau Sumatera, kerajaan Banten di Jawa Barat, kerajaan Demak
dipesisir Utara pulau Jawa Tengah.
Persebaran Islam di Indonesia, khususnya di jawa sebagian besar dilakukan oleh wali songo. "Walisongo"
berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan
Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan
Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat
yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat,
bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.
Mereka
tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad
16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa
Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat.
Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada
masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari
kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian,
kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Era
Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya
Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol
penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh
lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam
mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan
masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan
wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Sekarang
agama islam telah menjadi agama terbesar di Indonesia, dengan
persentase sekitar 90% warga Indonesia memeluk agama Islam. Bahkan
Indonesia sekarang adalah negara dengan jumlah pemeluk agama Islam di
dunia. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kebudayaan islam adalah pemberi
saham yang besar dalam perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa.
4. Kebudayaan Barat
Dimulai
dengan kedatangan bangsa Portugis pada tahun 1512 di Ternate, setelah
itu disusul oleh Spanyol dan Belanda. Inilah awal dari masuknya
kebudayaan Barat di Indonesia. Portugis dan Belanda yang akhirnya
menjajah nusantara juga menyebarkan agama Nasrani di Indonesia, terutama
di wilayah-wilayah yang hampir belum tersentuh agama Islam.
Selama
sekitar 350 Indonesia dijajah oleh bangsa asing, selama itu pula
Indonesia mendapat masukan kebudayaan dari barat. Setelah Indonesia
dikuasai mereka, munculnya budaya-budaya barat, contohnya
bangunan-bangunan bergaya arsitektur barat, tradisi-tradisi dari barat
seperti acara pesta dansa, dan lain-lain.
5. Kebudayaan dan Kepribadian
Sudah
menjadi watak dan kepribadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa
khususnya, bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang datang dari
luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Hal ini harus kita
pertahankan terus untuk memfilter kebudayaan asing yang tidak sesuai
dengan kebudayaan kita. Kita harus menjaga kebudayaan kita dengan baik
agar kebudayaan kita berkembang makin baik dan kita tidak kehilangan
jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar